Belum Melambat, Puncak Kurva Covid-19 di Indonesia Tak Bisa Ditebak
Belum Melambat, Puncak Kurva Covid-19 di Indonesia Tak Bisa Ditebak

Belum Melambat, Puncak Kurva Covid-19 di Indonesia Tak Bisa Ditebak

Kadang ditemukan jumlah Covid-19 yang semakin sedikit di beberapa daerah. Tapi di satu sisi, kasus positif di daerah lainnya dalam beberapa hari justru tambah signifikan.



JARILNAGIT NEWS - Kurva kasus Covid-19 di Indonesia masih belum menunjukkan penurunan yang signifikan. Kendati demikian, pemerintah belum bisa memastikan kapan sebenarnya puncak Covid-19 di Indonesia karena pergerakan data yang berubah-ubah tiap harinya.

Buktinya, pada Sabtu (9/5) terdapat pertambahan kasus baru tertinggi sebanyak 500-an pasien. Dan hari ini, Minggu (10/5), pertambahan kasus baru bertambah 387 orang. Sehingga totalnya menjadi 14.032 orang.

Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Achmad Yurianto pun mengakui bahwa fluktuasi grafik Covid-19 masih terjadi dalam sepekan terakhir di beberapa daerah. Sebab, kadang ditemukan jumlah Covid-19 yang semakin sedikit di beberapa daerah. Tapi di satu sisi, kasus positif di daerah lainnya dalam beberapa hari justru tambah signifikan.

Yurianto menambahkan di beberapa daerah juga belum terbentuk grafik yang konsisten. Sehingga belum bisa dipastikan kapan puncak atau kapan penularan melambat.

“Grafik kasus menunjukkan gambaran yang tak bisa ditebak dari hari ke harinya. Ini gambaran yang kita maknai proses penularan di luar di masyarakat masih terjadi,” tukas Yurianto dalam konferensi pers, Minggu (10/5).

Yurianto menegaskan masyarakat harus memahami bahwa Covid-19 adalah penyakit menular yang sudah dinyatakan sebagai pandemi. Dalam waktu singkat virus ini menyebar ke semua negara.

“Sebagai contoh pada awalnya kita bisa gambarkan sebaran klasiknya yang dibawa oleh orang-orang sakit bergejala dengan suhu di atas 38 derajat dan dengan sesak batuk,” kata Yurianto.

Namun dalam perkembangannya, gambaran klinis itu tak lagi menjadi ciri khas dari orang pembawa virus atau jika tubuhnya terinfeksi Covid-19. Sehingga banyak orang tak bergejala (OTG).

“Kini sudah tak bisa dibedakan lagi dengan gejala klinis. Bahkan banyak yang positif dengan gejala yang sangat ringan. Maka mutlak kita sama-sama lebih sungguh-sungguh memutus penularan ini,” ujarnya. (jp)

 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.