Sandiaga Uno, pengusaha muda terkemuka yang ternyata tak lebih dari seorang kriminal.
Ini adalah Tweets dari @TrioMacan2000 tentang Pengusaha Muda Sandiaga Sandiaga Uno, selamat menyimak.
Eing ing eng..kita kembali twitkan tentang kasus2 Sandiaga Uno, pengusaha muda terkemuka yang ternyata tak lebih dari seorang kriminal.
Saat ini kasus hukum sandiaga Sandiaga Uno memang masih segelintir: Penipuan, pemalsuan surat, korupsi dan pencucian uang terkait saham Garuda. Namun sebenarnya Sandiaga Uno memiliki banyak kasus pidana lainnya yang seperti bom waktu yg akan meledak dimana – mana setiap saat.
Skrg Sandiaga Uno bs sj KEBAL HUKUM krna kedekatannya dgn elit penguasa seperti Joko Suyanto, agung laksono, amir syamsudin, erwin sudjono dll. Skrg bisa saja Sandi Sandiaga Uno dgn beking penguasa berkelit dari jeratan hukum.
Kita akan mulai dari kasus Korupsi Depo Pertamina Balaraja, lalu Korupsi Duta Graha Indah sampai kasus2 pencucian uangnya di Garuda Indonesia dan seterusnya.
Pada kasus Depo Pertamina Balaraja, Sandi Sandiaga Uno terlibat pada 3 tindak pidana sekaligus : penipuan, pemalsuan dokumen dan korupsi.
Penipuan yg dilakukan Sandiaga Uno pd kasus Depo Pertamina Balaraja dilakukannya thdp pemilik PT. Pandan Wangi Sekartadji yang dtipunya scra licik.
Pemilik PWS Tri Harwanto dan Jhoni Hermanto melapokan penipuan oleh sandi Sandiaga Uno ke polda metro jaya (LP/2078/VI/2011/PMJ/ditresktimsus).
Mereka mengaku ditipu oleh Sandiaga Uno melalui Perjanjian Jual Beli yang kemudian disusupi dgn supplement agreement palsu oleh Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno mmg terkenal jago dalam meraih untung besar dengan cara2 take over perusahaan. Modusnya dia beli perusahaan dgn uang muka kecil.
Lalu berdasarkan perjanjian jual beli yg belum lunas itu dia cari pembiayaan via perbankan nasional atau asing atau jg pake uang haram.
Modus seperti ini byk dilakukan Sandiaga Uno. Wajahnya yg ganteng dan santun, statusnya sbg pengusaha terkemuka, ibu dan pamannya tokoh masyarakat. Istrinya yang kaya raya, pendidikannya yang tinggi, pergaulannya yang luas dan citranya yg bagus, membuat Sandiaga Uno mudah dipercaya orang.
Padahal Sandiaga Uno itu adalah figur yang brengsek. Silahkan tanya istri atau orang-orang sekitarnya atau Keluarga Almarhum Willian Soeryajaya yg telah membesarkannya.
Sedangkan menurut Eggi Sudjana...,
Ketua LSM Laskar Empati Pembela Bangsa (Lepas) Eggi Sudjana mendatangi Bareskrim Polri untuk melaporkan Sandiaga Uno dalam kasus fitnah.
Menurut dia, laporan ini berawal dari Sandiaga yang merasa difitnah berkaitan dengan desakan Eggi kepada Kejagung untuk mengusut Sandiaga atas dugaan tindakan dalam pembangunan depo minyak di Balaraja Tangerang yang merugikan negara USD6,4 juta.
Atas fitnah tersebut, Eggi balik melaporkan Sandiaga mengadu kebenaran dan dokumen terkait. Jika dalam satu minggu tidak ditanggapi, maka Eggi akan mendatangi Bareskrim karena fitnah.
"Saya mendesak kepolisian agar segera panggil dan periksa Sandi. Kalau dia mangkir lagi, jangan ragu-ragu untuk jemput paksa. Kalau polisi tidak berani, saya yang akan mendatangi rumah Sandi dan menyeretnya ke Kepolisian, " ujarnya kepada wartawan di Bareskrim, Jakarta, Senin (13/12/2010).
Seperti diketahui, Sandiaga Uno, yang juga mantan calon ketua umum Kadin itu dilaporkan oleh Eggi Sujana ke Kejaksaan Agung. Dalam laporannya, Sandiaga diduga korupsi pembangunan depo minyak PT Pertamina (Persero) di Balaraja, Tangerang, yang merugikan negara sebesar USD6,4 juta.
Namun demikian, Sandiaga Uno justru balik melaporkan Eggi Sudjana telah berbuat fitnah dalam hal itu. Sandiaga balik menuduh Eddi telah memfitnahnya.
Eggi pun naik pitam dengan pernyataan Sandiga S Uno itu, karena dia merasa punya bukti terkait dugaannya tersebut. Dirinya yakin dengan bukti yang dimiliki bahwa Sandiaga Uno harus diusut oleh Kejagung terkait kasus dugaan korupsi pembangunan depo minyak.
Merasa tidak terima dengan pernyataan Sandiaga tersebut, Eggi bahkan menantang Sandiaga untuk saling adu kebenaran atas bukti-bukti dan kebenaran soal kasus tersebut. (adn-ade-okz)
Mendongkrak cagub yang elektabilitasnya sangat rendah !!!
Upaya kader Partai Gerindra Sandiaga Uno untuk mendulang dukungan yang besar dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta sangat gencar dilakukan. Selain kerap menggelar safari politik dengan turun ke lapisan masyarakat bawah untuk membidik simpati, Sandiaga juga getol menggelar pertemuan dengan kalangan partai politik.
Paling terbaru, anak buah Prabowo Subianto itu menggelar deklarasi bersama Dewan Pimpinan Wilayah PKB DKI Jakarta, Kamis (25/8). Pekan sebelumnya, Sandiaga menggalang dukungan dari Persatuan Tionghoa Indonesia Raya di Jakarta Barat. Dalam sebulan, rata-rata Sandiaga melancarkan gerakan politik lebih dari tiga kali, termasuk mengunjungi perkampungan dan pasar-pasar tradisional.
Langkah konkret untuk mendongkrak popularitas dan mengerek elektabilitas benar-benar dimanfaatkan Sandiaga secara maksimal mengingat singkatnya waktu dan rendahnya tingkat keterpilihan Sandiaga dalama sejumlah survei. Setelah dipilih secara resmi sebagai bakal calon gubernur dari Gerindra melalui Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pada akhir Juli lalu, Sandiaga mengemban tugas yang berat.
Prabowo yang memberikan amanat khusus kepada Sandiaga untuk maju dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017, sangat mengharapkan salah satu kader terbaiknya itu bisa memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Aryo Djojohadikusumo mengingatkan bahwa Sandiaga harus bisa melakukan sosialisasi secara maksimal ke seluruh lapisan masyarakat ibu kota sebelum masa pendaftaran dibuka pada 20 September mendatang.
Tak ada pilihan lain, Sandiaga memang harus totalitas berjuang agar bisa lebih populer di mata publik khususnya lapisan bawah yang belum mengenal sosok pengusaha muda itu. Berdasarkan hasil survei terakhir yang dirilis oleh Manilka Research and Consulting pada pertengahan Juni lalu, elektabilitas Sandiaga memang jeblok.
Dari hasil survei dengan 400 responden itu, elektabilitas Sandiaga cuma sebesar 2,5 persen. Angka itu sangat jauh di bawah petahanan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mendulang elektabilitas 49,3 persen.
Melihat kenyataan tersebut, Sandiaga meresponsnya dengan positif dengan menjadikan hal tersebut sebagai tantangan. Bagi Sandiaga hasil survei itu sebagai cambuk buat agar dirinya bekerja lebih keras lagi.
Sekitar 1,5 bulan berselang dari hasil survei tersebut, tingkat keterpilihan Sandiaga juga masih memprihatinkan. Dalam survei terakhir yang digelar Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (LPP UI) pada awal Agustus lalu, nama Sandiaga tetap bercokol berada di papan bawah. Lebih memprihatinkan lagi, nama Sandiaga tak direkomendasikan untuk diusung menjadi calon Gubernur Jakarta.
Merespons realita hasil survei-survei yang tak “memihak” pada Sandiaga, Gerindra tak berkecil hati. Lebih dari itu, partai yang dikomandoi Prabowo itu tetap optimistis, termasuk bila tidak bisanya Sandiaga disandingkan dengan calon dari PDI Perjuangan. Aryo Djojohadi bahkan sesumbar Sandiaga dapat melenggang mulus dan bersaing secara kompetitif dengan calon lainnya.
Optimisme elite Gerindra itu didasarkan pada realitas politik pada ajang pemilihan gubernur 2012. Saat itu pasangan Jokowi-Ahok yang hanya diusung oleh dua partai sukses menaklukan incumbent Fauzi Bowo yang didukung oleh lebih banyak partai.
Lantas dapatkah Sandiaga menjungkirbalikkan hasil lembaga-lembaga survei dan secara nyata meraup dukungan yang besar dari masyarakat Jakarta?
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, memandang cukup berat langkah Sandiaga untuk bisa mengalahkan Ahok yang begitu sangat populer dan memiliki elektabilitas yang tinggi, baik secara hasil survei maupun secara riil.
Dalam mengukur peluang penantang Ahok, menurut Syamsuddin, Sandiaga kalah jauh dalam segalanya. Bila mendasarkan pada hasil survei, selalu menempatkan Sandiaga berada jauh posisinya di bawah Ahok.
Peneliti senior pada Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI itu menyebutkan bahwa lawan Ahok yang sepadan adalah Risma atau Ridwan Kamil. “Masih berat kalau Sandiaga.”
Artinya, kans Sandiaga untuk bisa memenangkan pertarungan sangat tak mudah sekalipun Gerindra mendapat sokongan suara dari PKB atau PKS. Adanya upaya untuk menyandingkan Sandiaga dengan sejumlah nama populer semisal Yusril Ihza Mahendra agar terdongkrak, dinilai Syamsuddin juga tetap berat.
Bisakah Sandiaga mengulang mencetak sejarah kesuksesan pilkada Jakarta 2012 melawan incumbent dengan waktu yang singkat dan popularitas serta elektabilitas yang jeblok? (obs/agk)