Strategi pemasaran sesuai dengan perubahan Sosial Masyarakat
Strategi pemasaran sesuai dengan perubahan Sosial Masyarakat

Strategi pemasaran sesuai dengan perubahan Sosial Masyarakat

Khususnya bagi perusahaan dengan anggaran terbatas, perlu memikirkan terobosan-terobosan,yakni mampu menciptakan gaung dari produk atau jasanya



Kehadiran media sosial di samping mesin pencari tradisional mau tidak mau diikuti oleh strategi pemasaran yang disesuaikan dengan perubahan. Surat kabar, majalah, dan televisi juga ikut terpengaruh, baik positif maupun negatif dalam perannya sebagai media komunikasi antara produsen, pemasang iklan, dan target pembeli potensial yang disasar.

Begitu banyak dan dinamisnya iklan dari mulai 2D hingga 3D, dalam keterbatasan daya tangkap indra target yang dibombardir karena harus menampung begitu banyak tayangan iklan.

Oleh karena itulah, khususnya bagi perusahaan dengan anggaran terbatas, perlu memikirkan terobosan-terobosan yang tidak lazim, yakni mampu menciptakan gaung dan penampilan dari produk atau jasa layanan dengan anggaran minim; membedakan dan memiliki kekuatan harga dalam bersaing terhadap pesaing yang lebih besar, kuat, dan berakar; menciptakan kesan dan persepsi sebagai produk paling unggul jauh berada di atas realita pangsa pasar.

Menurut Steve Tobak, Managing Partner dari Invisor Consulting, perusahaan konsultasi manajemen dan strategi bisnis dalam tulisannya di CBS Money- Watch, ada tujuh strategi terobosan yang telah teruji membuahkan hasil berdasarkan pengalaman bersama dengan berbagai kliennya:

1. Influence the Influencers. Di balik sebuah transaksi pembelian, entah pribadi, keluarga, kelompok, dan perusahaan, ada orang-orang yang memiliki kapasitas untuk memengaruhi dan mengambil keputusan. Merekalah orang-orang yang merupakan target langsung, sedangkan pihak-pihak yang tidak langsung adalah orang-orang atau media yang mempengaruhi target calon pembeli melalui iklan ataupun bentuk lain, seperti wawancara dan opini.

Mereka adalah: konsumen atau pemakai, saluran distribusi, pelanggan, pengamat, investor, media, dan para intelektual yang dapat mempengaruhi orang lain untuk membeli atau tidak produk dan jasa layanan kita. Seberapa mendalam dan seberapa banyak orang yang mereka pengaruhi itulah yang akan membuat produk dan jasa layanan perusahaan kita dibeli orang.

2. Product Positioning. Memosisikan produk dan jasa layanan kepada target dan calon pembeli sesuai dengan kebutuhan mereka. Sering kali perusahaan menyodorkan dan memaksakan produk dan jasa layanan terhadap kelompok masyarakat yang tidak memerlukan produk dan jasa layanan yang ditawarkan. Dengan mengetahui kebutuhan calon pembeli, kita memosisikan produk dan jasa layanan, bukan sebaliknya dengan memaksakan produk kita kepada calon pembeli yang tidak membutuhkan.

Harga, penampilan, dan fungsional dari sebuah produk merupakan perwujudan dari kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan calon pembeli. Dengan mengetahui kebutuhan calon pembeli kita memosisikan produk dan jasa layanan kita terlebih dahulu dalam benak konsumen barulah kemudian menyodorkan produk secara visual dalam realita. Manfaat bagi calon pemakai dan pembeli, itulah yang selalu harus dikedepankan, bukan harga yang lebih murah.

3. Breakthrough PR. Hubungan masyarakat jika dijalankan dengan benar dan gencar akan memberikan dampak yang lebih besar dan pasti dibandingkan dengan pameran, iklan dan direct marketing. Namun, sangat disayangkan sebagian besar perusahaan tidak memanfaatkannya dan hanya sesekali melakukannya.

4. Find your unique value proposition. Menonjolkan hal-hal positif dan keunggulan yang unik dibandingkan dengan produk dan layanan sejenis. Kelebihan apa yang kita tawarkan? Apakah tidak ada satu pesaing pun yang dapat menyamainya? Alasan apa yang membuat calon pembeli lebih memilih produk dan jasa layanan perusahaan kita dibandingkan dengan pesaing? Perbedaan dalam hal apa yang menjadikan produk dan jasa layanan kita berbeda dari pesaing? Ini yang disebut proposisi nilai perbedaan dan kelebihan.

5. Own the Event. Banyak perusahaan ikut serta dalam pameran dalam skala besar dan sekala kecil dengan dana yang besar, tapi tidak menghasilkan penjualan ataupun pengenalan terhadap calon pembeli oleh karena kita sekedar ikut-ikutan ingin tampil. Kita perlu mengetahui terlebih dahulu dengan jelas dan berdasarkan pertimbangan rasional apakah pameran tersebut menargetkan sasaran yang kita inginkan. Juga apakah penampilan counter booth perusahaan kita menarik minat dan menyedot pengunjung untuk mendatangi. Pertimbangkan juga untuk mengadakan pameran tunggal perusahaan kita di lokasi di mana target pembeli berada.

6. Tell a credible, compelling story. Ceritakan tentang kebaikan dan keunggulan perusahaan, orang-orang di belakangnya, sejarah, produk, dan jasa layanan, sehingga menjadi bagian yang utuh agar dapat menangkap kesan yang baik terhadap perusahaan kita. Ada ungkapan ”tak kenal maka tak sayang” melalui cerita yang dirangkai kita memperkenalkan diri kepada masyarakat dan khususnya calon pembeli.

7. Create a buzz with grassroots marketing. Bentuk kelompokkelompok pemakai dan penggemar produk dan jasa layanan perusahaan kita, yang tampil baik secara kelompok maupun secara massal dengan peserta lebih banyak untuk melakukan show of force sehingga masyarakat mengetahui, mengenal, dan semakin mengagumi produk dan jasa layanan perusahaan kita.

Perusahaan automobil dan sepeda motor sering melakukan kegiatan seperti itu, tapi tidak terbatas pada mereka saja, seperti yang kita lihat perusahaan consumer products juga biasa melakukannya. Anda dapat menambahkan ke dalam daftar kiat-kiat dan strategi terobosan yang telah berhasil Anda terapkan sesuai dengan pengalaman di perusahaan Anda masing-masing. DR. ELIEZER H. HARDJO PH.D., CM Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) & The Institute of Certified Professional Managers (ICPM)
 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.