The Gasoline Godfather Riza Chalid sosok yang licin dan tak tersentuh hukum
The Gasoline Godfather Riza Chalid sosok yang licin dan tak tersentuh hukum

The Gasoline Godfather Riza Chalid sosok yang licin dan tak tersentuh hukum

Rizal Ramli dalam bukunya Menentukan Jalan Baru Indonesia yang diterbitkan pada April 2009 menyebut Riza sebagai Teo Dollars karena pendapatan per harinya 600 ribu dolar AS



'The Gasoline (God) Father'

Selain dikenal sebagai importir kakap minyak dan gas, Riza memiliki perusahaan Global Energy Resources yang berkantor di Singapura.

Karena usahanya ini, Riza masuk dalam jajaran 150 orang terkaya di tanah air versi Globe Asia.

Kekayannya ditaksir mencapai 415 juta dolar AS di umurnya yang ke 53 tahun.

Riza disebut memiliki akses ke Pertamina. Ia juga mengembangkan bisnis untuk anak-anak, KidZania.

Selain itu, Riza juga dikenal sebagai kepala sekolah di Al Jabr School. Sekolah Islam ini menggunakan dua bahasa dengan standar internasional. Al Jabr School juga memiliki bangunan masjid mewah di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Selain minyak dan gas, Riza punya bisnis dengan Tony Fernandes, pemilik maskapai penerbangan AirAsia. Penelusuran ini didapatkan Rappler dari email rilis AirAsia Berhad pada 26 Juli 2012.

Dalam rilis itu disebutkan, AirAsia Berhad mengumumkan perubahan strategi pada Conditional Share Sale Agreement yang telah disepakati rekan usahanya PT Fersindo Nusaperkasa yang sahamnya dipegang Riza Chalid.

Nama Riza juga disebut dalam buku Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli yang berjudul Menentukan Jalan Baru Indonesia, yang diterbitkan pada April 2009.

Rizal menyebut Riza sebagai Teo Dollars karena pendapatan per harinya 600 ribu dolar AS.

Tak hanya itu, George Aditjondro dalam buku Cikeas Makin Menggurita juga menyebut nama Riza. Buku itu mengulas tentang bisnis keluarga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Namun, ada catatan miring tentang Riza, ia pernah tersandung kasus impor minyak Zatapi pada 2008.

Saat itu, Petral membeli minyak campuran  diberi nama Zatapi  melalui Global Resources Energy dan Gold Manor, dua perusahaan yang terafiliasi dengan Riza.

Kemudian impor minyak mentah jenis baru, Zatapi, memicu kontroversi. Kasus impor Zatapi mencuat saat Komisi Energi DPR mempersoalkannya dalam rapat kerja dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro saat itu pada Februari 2008.

DPR dan pemerintah meributkan impor minyak 600 ribu barel jenis tersebut, dan mempertanyakan sejumlah kejanggalan di balik tender ini.

Dalam dugaan impor 600 ribu barel minyak mentah Zatapi, Pertamina diperkirakan tekor Rp 65 miliar hanya pada satu transaksi.

Namun kasus ini dihentikan oleh Bareskrim Mabes Polri karena dianggap tidak merugikan negara.

Saat itulah, muncul julukan untuk Rizal, yaitu The Gasoline Godfather, yang artinya, rajanya raja minyak.

Sumber Rappler di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut Riza sebagai sosok yang licin dan tidak tersentuh hukum. Lembaga anti-rasuah berkali-kali hampir menyentuh pengusaha ini, tapi selalu menemui kendala. (link)
 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.