JARILANGIT.COM- Calon Wakil Presiden Maruf Amin membuat warga Banten sakit hati, karena mengatakan informasi yang disebar Juru Bicara Prabowo–Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak hoaks.
Padahal Bupati Pandeglang Irna Narulita mengaku sudah mendengar kabar soal warga Sindangresmi, Abah Tolib, yang ditandu pakai sarung ke puskesmas akibat jalan berlumpur
Irna mengatakan keuangan Pemkab Pandeglang hanya Rp 600 miliar untuk semua sektor. Khusus untuk jalan di desa dan kelurahan, Pemkab hanya bisa membangun antara 200-500 meter.
"Fiskal kami terbatas tidak bisa membangun secara keseluruhan. Dibangun skala prioritas," katanya.
Saat itu, dalam akun twitternya @Dahnilanzar, Dahnil menyinggung kondisi Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten masih terpuruk dan minim sarana penunjang.
Dahnil pun memposting sebuah video yang mempertontonkan dua warga di Kabupaten Pandeglang tengah membawa seorang kakek menuju puskesmas Sindangresmi dengan menggunakan tandu yang terbuat dari sarung dan bambu. Namun Maruf Amin menyatakan informasi itu hoaks.
"Itu tidak betul di sana kan ada bupati bahkan sekarang lagi dibikin jalan tol dari Serang menuju Panimbang dan banyak fasilitas yang diberikan,” kata Maruf Amin saat kepada awak media saat kunjungan di Kota Serang, Minggu (3/3/2019) kemarin.
Maruf Amin menjelaskan pemerintah baik daerah, provinsi hingga pusat telah berusaha dalam melakukan pembangunan.
“Dia (Dahnil Anzar – Red) tidak tahu Pandeglang dia nggak ngerti Banten. Kalau belum maksimal iya, kan perlu step by step tapi kan sudah ada Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Keluarga Harapan,” kata Maruf Amin.
Hanya saja, Rifa’i, warga Banten sakit hati, Maruf Amin sebut kakek sakit ditandu pakai sarung hoaks. Rifa’i adalah anak pertama Ahmad Tholib (70), kakek yang yang ditandu menggunakan sarung dan bambu di Serang, Banten. Peristiwa orang sakit ditandu pakai sarung itu benar.
Video kakeknya yang ditandu pakai sarung itu viral di media sosial. Dalam video itu tampak Ahmad Tholib ditandu pakai sarung menuju puskesmas.
“Waduh, bagaimana kalau abah (Ahmad Tholib) denger? Saya saja sebagai anaknya sakit hati. Itu kan ada video dan foto-fotonya dari awal perjalanan sampai puskesmas (ada), masa dituduh hoaks sih,” kata Rifa’i, Minggu malam.
Senada dengan Rifa’i, Muhadin warga yang mendampingi Ahmad Tholib untuk dapat perawatan, mengaku sakit hati dengan pernyataan Maruf Amin.
“Subhanallah, hal nyata dituduh hoaks. Ngeri,” ujarnya singkat.
Namun, meski sakit hati dengan ucapan Maruf Amin, Muhadin memilih untuk bersabar dan tak akan menempuh sikap apapun. (suara/detik)