JARILANGIT.COM - Hujan interupsi mewarnai rapat pleno KPU Banten, di Kota Serang. Padahal, penetapan total suara untuk Pilpres dan Pileg di Banten ditargetkan selesai tengah malam nanti, pukul 00.00 wib.
Saksi dari Partai Demokrat, Rohman Setiawan, menuding bahwa banyak kecurangan yang mendzolimi partai berlambang mercy tersebut.
"Kita minta penyamaan data pemilu dari C1 kita, tapi tidak dikabulkan. Tapi keberatan dari Partai lain dikabulkan," kata Rohman Setiawan, saat menyampaikan protes keberatannya di Aula KPU Provinsi Banten, Kota Serang, Minggu 12 Mei 2019.
Bawaslu pun mengeluarkan rekomendasi pembukaan kotak suara untuk melakukan penghitungan suara dari Kecamatan Kosambi, Tangerang. Pembukaan itu hasil keberatan dari saksi Partai Gerindra Banten.
Alasannya, telah terjadi kecurangan Pemilu di wilayah Tangerang tersebut. Sehingga Gerindra Banten merasa kehilangan suara.
"Kami KPU Banten, wajib hukumnya menjalankan rekomendasi Bawaslu Banten," kata Komisioner KPU Banten, Eka Satyalaksmana, saat memimpin persidangan, di tempat yang sama, Minggu 12 Mei 2019.
Rapat Pleno Hari terakhir KPU Banten dikawal ketat oleh pasukan gabungan dari TNI Polri. Rapat sendiri telah berlangsung selama enam hari lalu. Setidaknya, ada 100 personil gabungan berjaga, termasuk anggota kepolisian yang dipersenjatai laras panjang.
"Kami mengantisipasi adanya gangguan yang mungkin terjadi dari luar, dan dapat menghambat jalannya pleno," kata Kapolres Serang Kota, AKBP Firman Affandi.
Dari delapan kabupaten dan kota di Provinsi Banten, ada enam Polres yang masuk wilayah Polda Banten, dua lagi, Kota Tangerang dan Tangsel, masuk ke jajaran Polda Metro Jaya. Pihak kepolisian berharap rapat pleno terakhir di KPU Banten, dapat berjalan lancar meski terjadi banyak interupsi.
"Sehingga nantinya kita dapat memastikan jika hasil perolehan suara Pemilu 2019 di Provinsi Banten, telah melalui proses yang jujur dan adil," katanya. (ren)