Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang dikabarkan mundur dari Bakal Calon Wakil Gubernur (Bacagub) menandakan mengetahui kelicikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Heru mundur karena mengetahui sikap Ahok yang licik dan mengambil keuntungan pribadi. Ahok suka mengorbankan orang lain. Melihat situasi ini, Heru lebih memilih mundur saja,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Selasa (31/5).
Kata Muslim, mengetahui sikap Ahok yang suka memecat birokrat bahkan sampai tukang kebersihan petugas lepas harian tentunya membuat Heru tidak begitu nyaman.
“Manajemen birokrasi berbeda dengan manajemen ala perusahaan yang diterapkan Ahok. cara-cara Ahok justru memunculkan kebencian dan tidak efektif dalam memperbaiki birokasi di Jakarta,” ungkap Muslim.
Menurut Muslim, sikap yang ditujukan Heru itu merupakan bentuk protes terhadap kepemimpinan Ahok. “Selama ini Ahok merasa benar dan antikritik. Dengan mundurnya Heru tamparan buat Ahok,” pungkas Muslim.
Beredar isu di Balai Kota, Heru mengundurkan diri sebagai bakal calon wakil gubernur pendamping Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Heru mundur karena ditengarai tidak ingin masuk ke dunia politik.
Saat menghadapi wartawan seusai bertemu dengan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat, Heru hanya terlihat terus tersenyum dan mencoba menghindar.
“Enggak tahu, saya belum tahu. Tanya Pak Ahok saja,” kata Heru di Balai Kota, Senin (28/5). (sn)