JARILANGIT.COM - Hampir setahun tanpa pendamping, sudah saatnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapatkan pengganti Sandiaga Uno. Dibantu sosok Wakil Gubernur (Wagub) yang tepat diyakini kinerja Pemprov DKI bakal semakin mencorong.
Pernyataan tersebut datang dari sejumlah pegiat pembangunan Jakarta dalam kesempatan berbeda.
Rezza Shidqi, aktivis Jakarta Loyalis, salah satu Relawan Pemenangan Anies - Sandi saat Pilgub 2017 lalu, menilai, saat ini, kinerja Anies boleh dibilang cukup memuaskan warga DKI yang dipimpinnya.
Akan tetapi, dia meyakini, apabila didampingi seorang wakil yang memiliki kepedulian, kualitas kinerja tinggi dan mampu bersinergi serta saling menguatkan, Jakarta akan lebih cepat lagi 'berlari' mencapai kondisi yang lebih baik.
“Komitmen kita semua tentu kepada kemaslahatan warga Jakarta. Semakin cepat warga mendapatkan kondisi-kondisi terbaik yang bisa difasilitasi Pemprov DKI dan lebih sejahtera, tentu itu pilihan kita,” ujar dia, Kamis (8/8).
Untuk itu, tambah Rezza, Anies membutuhkan pendamping yang tak hanya mengerti dan mampu bekerja, tetapi juga memiliki chemistry yang sama dengannya.
“Samalah seperti saat Anies berduet membina kemaslahatan Jakarta bersama Sandiaga,” kata pria yang mengelola sebuah taman hutan kota di selatan Jakarta itu,
Melihat kesibukan Anies dalam memimpin Jakarta saat ini, Rezza meyakini, posisi wagub itu urgent untuk segera diisi. Tanpa pendamping, membuat Anies relatif tak lagi punya waktu yang banyak untuk turun dan mendengar aspirasi warga.
“Padahal salah satu ciri pemimpin yang baik itu adalah banyak mendengar dari orang-orang yang ia pimpin,” kata Rezza.
Dalam kesempatan berbeda, Abdul Azis Kurniawan, pimpinan Laskar Krukut Luhur (Laskaru) - sebuah lembaga partisipasi masyarakat yang bergerak dalam pelestarian ekosistem sungai, juga mengamini pendapat soal urgensi pendamping yang cakap di sisi Anies. Azis bahkan mensyaratkan, sosok Wagub tersebut harus memiliki track record kepemimpinan yang mumpuni di birokrasi serta bersih dari perilaku curang.
Artinya, tambah Azis, DKI Jakarta sama sekali tak boleh memberikan tempat terhormat itu bagi tampilnya seorang petualang politik yang tak jelas kredibilitasnya.
“Pokoknya, wagub nanti itu bukan orang yang pernah punya cela di birokrasi,”kata Azis.
Sejumlah kalangan menilai, kekosongan kursi wagub dalam waktu hampir satu tahun ini, justru merugikan warga Jakarta.
Pengamat politik dan Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai, semakin cepat kursi wagub DKI terisi, akan semakin baik dalam memacu kinerja kepemimpinan Anies.
Terhadap terlunta-luntanya proses pengisian kursi wagub tersebut, pengamat politik Hendri Satrio menilai, Anies seharusnya bisa lebih tegas. Anies seharusnya berani memberikan ultimatum kepada Pansus DPRD DKI untuk mempercepat proses pemilihan wagub.
Hendro tak habis mengerti, mengapa kursi tersebut dibiarkan kosong lama, sementara bila diisi orang yang tepat, akan membuat prestasi Anies memimpin Jakarta kian berkilau.
“Persoalannya, mau tidak Gubernur kasih ultimatum?” tandas Satrio. (rmo)