JARILANGIT.COM - Tiga tahun belakangan, perekonomian nasional di era Joko Widodo terus memburuk. Neraca perdagangan 2018 defisit US$8,57 miliar ketimbang 2017 yang justru surplus US$11,8 miliar.
Di sinilah salah satu poin kegagalan tim ekonomi Jokowi dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional. Termasuk membangun perekonomian yang kuat serta berdaulat. Lho kok bisa?
Ekonom senior nan kritis, Faisal Basri menyebut kinerja neraca perdagangan 2018 adalah yang terburuk sepanjang sejarah Indonesia merdeka. "Sejak merdeka, defisit perdagangan hanya 7 kali. Tahun 2018 defisit perdagangan terburuk sepanjang sejarah," cuit Faisal dalam akun twitter-nya, beberapa waktu lalu.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Indonesia mengalami 6 kali defisit perdagangan dalam 73 tahun terakhir. Yakni, defisit perdagangan pada 1945, 1975, 2012, 2013, 2014, dan 2018.
Nah, apabila ditilik lebih dalam, defisit perdagangan pada 2018 adalah yang terparah. Di sinilah bukti bahwa Nawa Cita Jokowi hanyalah slogan hampa, tanpa realita. Sebab, nilai impor naik lebih kencang ketimbang ekspor. Menggambarkan bahwa perekonomian nasional sangat tergantung negara lain, jaud dari kata mandiri.
Selain itu, defisit neraca perdagangan pada 2018 adalah kali pertama dalam empat tahun terakhir. Entah karena tim ekonomi Jokowi kecolongan atau memang kapasitasnya jauh dari mumpuni.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada 2018, melompat 20,15% menjadi US$188,63 miliar. Sementara nilai ekspor hanya tumbuh 6,65% menjadi US$180,06 miliar. Alhasil, tercipta defisit US$8,57 miliar.
Nah, dari empat kali defisit neraca perdagangan dalam satu dekade terakhir, era Jokowi adalah yang terburuk. Impor aneka komoditas terjadi dengan sangat massif. Bisa jadi tingginya impor ada benang merahnya dengan agresifnya sang presiden membangun infrastruktur di sana-sini.
Celakanya lagi, impor pangan tak mau kalah. Kontribusi sepanjang 2018 cukup besar. Sehingga jangan protes apabila era Jokowi bakal masuk catatan sejarah. Sebagai rezim yang defisit neraca perdagangannya paling buruk.
Kali ini, pemerintah tak menampik ataupun membenarkan terkait defisit Neraca perdagangan 2018 adalah yang terjeblok dalam sejarah Indonesia. Salah satu rekor tertinggi yang dilakukan Indonesia adalah impor gula. Indonesia tercatat sebagai importir gula terbesar di dunia.
Berdasarkan data yang dirilis Statista, Indonesia tercatat sebagai negara pengimpor gula terbesar. Sepanjang 2017-2018, total impor gula mencapai 4,45 juta ton. Mengalahkan China yang diimpornya 4,2 juta ton atau Amerika Serikat (AS) sebesar 3,11 juta ton.
Masih kata Faisal, tren kenaikan impor gula menjelang pemilihan umum layak dipertanyakan. Bukan tak munkin bersemayam praktik culas yakni rente di balik impor gula. Jadi, jangan kaget kalau terjadi bolong besar di neraca perdagangan 2018.
Defisit Menurut dia, pemerintah belum bisa sepenuhnya menekan defisit perdagangan apabila tidak memerangi praktik perburuan rente, dan mengganti Menteri Perdagangan.
"Saya baru bisa menyampaikan seperti di Twitter. Sebaiknya diinvestigasi. Hal serupa juga terjadi pada impor garam, besi, dan juga ban," demikian Faisal. (ipe/in/edt)