JARILANGIT.COM - Anggota Tim Kemenangan Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin Achmad Baidowi menyatakan tidak ada politik yang tak curang.
Pernyataan itu disampaikan Achmad saat membicarakan terkait saksi-saksi yang dihadirkan dalam persidangan sengketa hasil pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
Melalui acara 'Breaking News' di CNN Indonesia, mulanya Achmad ditanya apa kelemahan mendasar dari saksi yang dihadirkan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Rabu (26/6/2019).
"Kelemahan apa yang paling mendasar dari keterangan saksi-saksi dan ahli dari BPN?" tanya pembawa acara.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Achmad mencontohkan satu di antara saksi BPN yang ia anggap memiliki kelemahan yakni Hairul Anas.
"Saya ambil contoh, misalkan yang dianggap saksi wow itu di antaranya kesaksian dari salah satu caleg dari partai kolega kami yang namanya Hairul Anas, seolah-olah disitu didesain kecurangan, padahal tidak ada korelasi sama sekali," jawab Achmad.
"Itu kan seolah-olah dia saksi yang wow bisa menelanjangi kecurangan."
"Ternyata tidak," sambungnya.
Hal itu dikemukakannya lantaran para saksi yang dihadirkan memang tidak diajarkan untuk melakukan kecurangan.
Namun demikian, Achmad menyampaikan bahwa tak ada politik yang tidak curang di lapangan.
Bahkan, ia menyatakan, pemilu merupakan tindak kecurangan yang paling ringan.
"Karena apa ? Di situ memang tidak diajarkan untuk melakukan curang," jelas Achmad.
"Yang dipersoalkan hanya satu kalimat bahwa kecurangan bagian dari demokrasi."
"Kita menyampaikan fenomena yang ada di lapangan, mana ada politik yang tidak curang."
"Mohon maaf bukan berarti saya menganjurkan curang, perpolitikan pemilu di mana pun, hampir pasti ada kecurangan, baik yang ringan sampai kelas berat."
"Kecurangan yang paling ringan ini adalah pemilu," tegasnya.
Terkait itu, ia lantas mencontohkan tindak kecurangan yang terjadi dalam proses pemilu.
"Alat peraga kampanye, seharusnya sudah dibersihkan selama masa tenang, tapi kita cek saja sekarang," ujar Achmad.
"Itu kategori curang."
"Itu kan bisa mendukung apa yang disebut dengan kecurangan di demokrasi itu ada, itu kecurangan minimalis kan gitu," tandasnya.(tribunnews)