JARILANGIT.COM - Rakyat Papua meminta hak menentukan nasib sendiri, untuk merdeka dari Indonesia dan menjadi negara berdaulat.
Upaya kemerdekaan Papua tersebut dinisiasi oleh Organisasi Papua Merdeka dan sayap militernya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.
Sebelum Papua, Timor Leste adalah contoh negara berdaulat setelah merdeka dari Indonesia melalui perjuangan bersenjata dan dilanjutkan dengan referendum tahun 1999.
Lantas, bagaiamana Timor Leste kekinian setelah dulu pernah dijadikan Provinsi Timor Timur oleh Indonesia?
Mantan Presiden Timor Leste sekaligus penerima hadiah Novel Perdamaian tahun 1996, José Manuel Ramos-Horta, saat berbincang dengan Deutsche Welle, mengungkapkan negerinya kini sangat damai.
Timor Leste kini sangat damai. Tidak ada kekerasan politik, sama sekali nol. Negara ini sangat damai dalam hal tersebut. Bahkan tingkat kriminalitas biasa pun sangat rendah. Tidak ada kejahatan terorganisir.
Tetapi kami masih memiliki beberapa tantangan serius dalam mengatasi kemiskinan, kekurangan gizi. Kami belum berhasil di bidang ketahanan pangan, tetapi negara ini berkembang sangat pesat dalam 15 tahun terakhir.
Sekarang aliran listrik di negara kami 24 jam. Dalam waktu dekat kami akan memiliki kabel bawah laut yang didatangkan dari Australia untuk meningkatkan konektivitas. Kami akan menikmati konektivitas abad ke-21. Kami telah memiliki cyber optic di seluruh negeri, sekarang tinggal menunggu kabel bawah laut.
Selain itu ada sebuah penelitian oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), yang mengatakan bahwa pada tahun 2018, Timor Leste tidak memiliki lagi kasus malaria, jadi sudah mencapai target pengentasan penyakit malaria, yang selama berabad-abad membunuh begitu banyak orang.
Pada tahun 2002, kami hanya memiliki 19 dokter. Sekarang kami memiliki lebih dari 1.000 dokter. Situasi politik secara keseluruhan, seperti diketahui kami negara demokrasi, kami bangga akan hal itu, meski tidak selalu berjalan lancar.
Kadang ada ketegangan di parlemen, antara parlemen dan presiden, pemerintah dan presiden, demikian sebaliknya, tetapi itulah demokrasi. Jika kita tidak menginginkan ketegangan, jika tidak menyukai ketegangan politik, bisa jadi mungkin seperti menyalin model Korea Utara, di mana semua orang selalu harus setuju dengan pemimpinnya.
Kami memiliki demokrasi yang sangat dinamis, masyarakat sipil sangat aktif, kami memiliki banyak media, media sosial merajalela, kami tidak mencoba mengendalikan disiplin ilmu atau menyensor media sosial, di sisi lain, mayoritas Timor Leste adalah Katolik, yakni 98%, ada juga minoritas Protestan dan komunitas Muslim, dan ketiga agama ini hidup berdampingan secara damai.
Soal hubungan dengan Indonesia, Ramos Horta menuturkan diplomasi kedua negara berjalan baik.
”Izinkan saya memberi tahu Anda, tidak ada dua negara di Asia yang memiliki hubungan yang lebih baik daripada Timor Leste dan Indonesia. Ini bukan hanya sekadar hubungan resmi, antara pemimpin, tetapi bahkan orang ke orang,” tuturnya.
Ia memisalkan, mahasiswa Timor Leste banyak yang sekolah di Indonesia. ”Jika Anda melihat statistik imigrasi Indonesia, puluhan ribu orang dari Timor Leste pergi ke Indonesia, setiap bulannya. Jika Anda pergi ke Timor Leste, Anda juga akan melihat ribuan orang Indonesia, bekerja dan tinggal di sana.”
”Kami mengimpor 70 persen barang kami dari Indonesia. Itu adalah hubungan yang baik dan ini juga tak lepas dari keberhasilan kepemimpinan politik kita. Kami mempromosikan rekonsiliasi di antara orang-orang Timor Leste, yang terbagi di masa lalu. Kemudian normalisasi dan rekonsiliasi dengan Indonesia,” ungkapnya. (Deutsche Welle)
Bendera papua bebas berkibar di Indonesia
Semarang 24/8, sedang berlangsung aksi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) mengibarkan bendera Bintang Kejora.
Coba yang dikibarkan bendera Tauhid (Ar-Roya atau Al-Liwa), pasti langsung diturunkan dan yang mengibarkan dicari/ditangkap
Padahal inilah yang disebut "MAKAR"