JARILANGIT.COM - Walikota Sibolga, H.M Syarfi Hutauruk mengaku kecewa dengan sikap oknum sejumlah warga khususnya warga Thionghoa yang tidak memasang bendera merah putih didepan rumah atau toko miliknya.
Rasa kekecewaan itu diungkapkan oleh orang nomor satu di Sibolga ini sesaat setelah mengikuti rapat paripurna DPRD Kota Sibolga dengan agenda mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI, pada Jum’at (16/08/2019) di gedung DPRD Sibolga, Jl. S.Parman, Pasar Belakang.
Menjawab wartawan, Syarfi mengatakan dirinya telah berkeliling Kota Sibolga untuk melihat langsung antusias warganya menyambut HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2019.
Namun, lanjut politis senayan era 90-an ini. Dirinya justru kecewa saat menyaksikan sejumlah rumah dan ruko di sekitar Kelurahan Pasar Baru yang umumnya dihuni oleh etnis Thionghoa, enggan mengibarkan bendera merah putih atau pernak-pernik kemerdekaan lainnya. Padahal, himbauan baik langsung maupun melalui surat pemerintah setempat telah dilayangkan akan tetapi tidak direspon sama sekali.
“Sangat disesalkan masih banyak warga negara kita, warga negara Indonesia yang tinggal di Sibolga, yang tidak mau juga memasang bendera merah putih.Terutama saya lihat ini dibeberapa rumah, dipertokoan, ruko yang berada di Pasar Baru,” kata Walikota Sibolga
“Mohon maaf ini. Ini kebanyakan adalah etnis Thionghoa. Agak kurang kepedulian ke-Indonesia-annya,” tegas Syarfi.
Padahal, lanjutnya. “Mereka (oknum etnis Thionghoa itu) cari makan disini, kaya disini, mendapatkan uang disini, tapi cinta tanah airnya agak kurang.”
“Apalah salahnya, pasang bendera, kan tidak terlalu mahal, kalau memasang banner (solinger) merah putih sepanjang tokonya itu, biar meriah nampak” sesalnya lagi.
Peraih Asia Best Mayor of the Year 2019 ini pun kembali memerintahkan kepada camat, lurah dan kepling agar mendatangi setiap rumah warga yang tidak memasang bendera agar mengibarkan bendera didepan rumah dan toko atau ruko masing-masing.
“Datangi itu rumah-rumah. (Tanyakan) Kau masih Indonesia bukan?, atau tidak lagi Indonesia, tidak Pancasila?” kata Syarfi mengulang perintahnya kepada jajaran pemerintahan di kecamatan.
“Mana tau akibat perkembangan zaman yang pesat saat ini, ada tertanam paham-paham radikal atau komunis sama dia kan?, biar tau kita,” tegasnya lagi.
Pemerintah Kota Sibolga sendiri telah mengeluarkan surat edaran dan himbauan kepada warga Kota Sibolga agar mengibarkan bendera merah putih sejak tanggal 1 sampai dengan 31 Agustus yang akan datang sebagai bagian dari menyemarakkan Dirgahayu ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI di Kota Sibolga.
Akan tetapi, tidak semua warga mengindahkan surat edaran ini. Disejumlah ruas jalan, khususnya di Kelurahan Pasar Baru ditemukan hanya segelintir warga yang mengibarkan bendera merah putih. Padahal Kelurahan ini mayoritas dihuni oleh warga yang sangat mampu secara ekonomi.
“Kita masih diminta berkorban harta untuk membeli bendera sudah merasa berat. Para pahlawan, jangankan harta, mereka bahkan korbankan darah dan nyawa untuk bangsa ini,” pungkasnya. (beritatapanuli)