JARILANGIT.COM - Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng mengatakan, wacana masuknya maskapai asing ke Indonesia akan menjadi ancaman tersendiri untuk kedaulatan rakyat Indonesia. Dengan masuknya maskaipai asing akan menjadi persaingan bagi pengusaha lokal.
"Pasti kita kena (kedaulatan rakyat), kesalahan pengurus negara seperti ini, yang harus diakhiri dari pangkalnya. Kalau benerin di ujung-ujung tidak bisa tetap salah juga," kata Salamuddin saat dihubungi TeropongSenayan, Kamis (13/6/2019).
Dirinya juga mengatakan, bahwa masuknya maskapai asing tidak secara merta-merta akan menguntungkan Indonesia. Salamuddin mencontohkan
.
"Lion Air itu sebenarnya tidak punya apa-apa, tidak punya pesawat, tidak punya aset dan sebagainya, tapi dia punya akses disetiap bandara," ujarnya.
Dirinya pun mempertayakan siapa sebenarnya yang mengoperasikan maskapai Lion Air dibawah kendali siapa.
"Sebenarnya dia beroperasi dibawah kendali siapa karena untuk mendapatkan pesawat itu perlu uang dan mereka sudah kontrak beli pesawat Airbus dan Boeing dengan jumlah yang sangat besar itu yang buat dia beroperasi, tapi sebetulnya yang beroperasi itu siapa atau hanya saham Indonesia atau hanya infrastruktur asing yang mendapatkan akses pasar di Indonesia," kata dia.
"Karena faktanya dia tidak punya aset dan tidak punya pesawat. Jadi faktanya dia maskapai punya asing, memang badan hukumnya milik Indonesia tapi secara subtansi mereka itu hanya menyedot aktifitas keuangan perusahaan asing untuk mengambil uang dari Indonesia. Karena dia itu tidak punya aset tapi punya pesawat banyak," tambahnya.
Ia meminta pemerintah harus berhati-hati dalam wacana ini. Pasalnya, saat ini banyak maskapai asing yang terancam gulung tikar.
"Ya boleh-boleh saja makin banyak kompetitor, tapi pemerintah harus tau maskapai asing di mana-mana banyak yang bangkrut kan, maskapai di eropa yang sudah tua-tua bangkrut karena ada skandal hutang dan lain-lain," ucapnya.
Salamuddin juga menilai bahwa hadirnya maskapai asing akan menjadi ancaman tersendiri untuk maskapai lokal. Saat ini saja, kata ia, hanya Garuda yang benar-benar murni milik Indonesia.
"Sekarang pun sudah terancam maskapai lokal tinggal Garuda saja, yang lain-lain tidak sanggup mengoperasikan pesawat," tegasnya. (ahm)