Negera Butuh Masyarakat Kritis dan Cerdas Berpolitik
Negera Butuh Masyarakat Kritis dan Cerdas Berpolitik

Negera Butuh Masyarakat Kritis dan Cerdas Berpolitik

Hak publik untuk memperoleh informasi yang benar sesuai dengan fakta terkadang sengaja dikaburkan agar rakyat tidak mampu melihat fakta sebenarnya



Oleh: Mochamad Efendi

Di era Jokowi banyak sekali hoaks bertebaran bagaikan kabut yang menutupi fakta yang sebenarnya. Banyak rakyat yang tidak jeli tidak mampu membedakan antara fakta dan hoaks.

Apalagi banyak fakta yang sengaja disembunyikan dan ditutupi dari publik. Hak publik untuk memperoleh informasi yang benar sesuai dengan fakta dikaburkan oleh menjamurnya hoaks yang terkadang sengaja dihasilkan agar rakyat bisa tertipu dan tidak mampu melihat fakta sebenarnya.

Banyak kecurangan pemilu dianggap hoaks. Banyaknya petugas KPPS yang meninggal tidak dianggap fakta dan sebagian rakyat tidak mau tahu karena takut jika menyampaikan sebuah fakta akan dianggap penyebar hoak dan ditangkap sebagai provokator.

Sehingga mereka yang tahu fakta insiden 22 Mei diam saja sementara yang menyampaikan fakta dianggap penyebar hoaks. Informasi dibolak-balikkan sehingga fakta terlihat hoaks sementara opini dianggap fakta. Rakyat bingung membedakan antara kebenaran yang didasarkan oleh fakta atau kebohongan yang dibungkus sehingga nampak seperti fakta.

Sebuah era yang benar ditangkap dan dipenjara tetapi yang salah dipelihara. Sosial media yang darinya rakyat bisa mendapatkan keterbukaan informasi ditutup saat rakyat butuh sebuah fakta karena takut rakyat terprovokasi atas fakta dan bukti kedzaliman dan kekezaman penguasa. Rakyat diminta diam dan menutup mata atas fakta yang ada didepan mata.

Banyak korban berjatuhan pada aksi 22 Mei, baik yang meninggal maupun yang hilang. Namun, rakyat disuruh tutup mata seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Rakyat juga disuruh diam dan menutup mata atas kecurangan pemilu. Dalam kebingungan antara fakta atau hoaks memunculkan 3 kelompok masyarakat dengan karakter yang berbeda:

Pertama, Masyarakat apatis yang tidak mau tahu dengan kemungkaran yang terjadi disekitarnya. Dia tidak mau terlibat dengan urusan politik. Dia hanya ingin hidup damai dan tidak perduli dengan kedzaliman yang terjadi disekitarnya.

Dia menutup mata dan bersikap acuh atas ketidakadilan selama itu tidak terjadi padanya. Dia juga tidak perduli ketika agamanya dihina dan dinistakan. Dia menutup mata dari segala informasi selama itu tidak ada hubungannya dengan urusanya. Masyarakat ini tidak percaya dengan segala informasi yang dia dengar dan semua yang dia dengar dianggap hoaks.

Kedua, Masyarakat pendukung paslon 1 dan 2 yang berhadap-hadapan dan saling menyerang. Mereka adalah pendukung oposisi dan orang-orang yang disekitar kekuasaan pendukung petahana. Mereka saling menyerang dan menjatuhkan lawan politiknya.

Mereka menggunakan informasi hanya untuk dalil membela jagonya atau sebaliknya menjatuhkan lawannya meskipun mereka tahu bahwa informasi itu bersumber dari hoaks.

Mereka menggoreng setiap isu hanya untuk menguntungkan jagonya dan menjatuhkan lawannya. Mereka mati-matian membela jagonya tidak perduli salah atau benar. Terbukti dari surat terbuka yang miris mencurahka isi hatinya setelah membela mati-matian petehana tapi akhirnya dia menyadari telah menjadi korban kebijakan dari petahana yang tidak membela rakyat kecil.

Ketiga, masyarakat kritis dan Cerdas Berpolitik tidak mudah tertipu oleh hoaks. Mereka bahkan mampu melihat fakta meskipun tersembunyi dibalik hoaks. Mereka mampu membongkar konspirasi jahat penguasa meskipun tersembunyi dibungkus dengan janji-janji manis yang menipu kebanyakan orang.

Negeri ini butuh orang-orang kritis dan cerdas berpolitik untuk mengawal penguasa agar tidak tergelincir keluar dari relnya untuk mengurusi rakyatnya. Mereka juga akan menyadarkan masyarakat agar mampu melihat fakta diantara banyak hoaks yang bertebaran yang telah menutupi fakta sebenarnya.

Mereka mampu melihat kedzaliman penguasa yang dibungkus oleh pencitraan yang menipu. Bungkus manis tidak akan mampu menghalangi bau busuk yang sengaja ditutupi oleh penguasa karena mereka adalah masyarakat kristis dan cerdas berpolitik.

Namun, masyarakat ini dianggap ancaman bagi penguasa dzalim dan anti kritik sehingga tidak heran jika mereka menjadi target penguasa untuk dibungkam dan dipenjarakan.

Tapi, negeri ini butuh mereka untuk menyelamatkannya dari niat jahat negara asing-aseng yang ingin menguasai negeri ini dengan gaya penjajahan model baru melewati penguasa boneka yang berwajah pribumi tapi tega dengan rakyatnya sendiri.

Masyarakat kritis dan cerdas politik harus selalu ada dan bertambah jumlahnya sehingga perubahan yang lebih baik bisa segera terwujud.
 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.