JARILANGIT.COM - Cendikiawan dan Guru Besar Universitas Paramadina, Prof DR Abdul Hadi WM menyebut ada proxy war dibalik rencana pelaporan Ustadz Abdul Somad oleh sekelompok orang.
“Terus terang, kalau saya malah omongkan lagi saja ceramah itu sebab ini adalah jalan pikiran atau pendapatnya ketika ditanya seorang jamaah. Diucapkannya pun di tempat tertutup. Dia punya hak seperti ucapan pengkhutbah agama lain yang juga kini viral. di media sosial. Maka umat Islam santai saja. Ini bagian dari perang proxy saja," kata Abdul Hadi (Ahad, 18/8).
Abdul Hadi menegaskan, khusus kepada umat Islam memang harus menahan diri. Kepada umat agama lainnya juga harus bersikap sama. Ingat sebab soal-soal yang kini ramai diviralkan itu soal biasa. Sudah menjadi pengetahuan umum.
“Kalau mau menengok secara jernih misalnya kasus novel Ayat-Ayat Setan-nya Salman Rushdi yang jelas jelas menghina Islam dan nabi Muhammad di tahun 1980-an dahulu. Dia ternyata tak diapakan, bahkan dilindungi oleh Inggris dan dunia internasional atas nama HAM dan kebebasan berbicara.
Kalau soal Ahok itu berbeda konteks karena dia adalah pejabat publik dan diomongkan di ruang publik terbuka. Dia bukan ustaz atau pendeta. Dia gubernur," ujarnya.
Bagi Abdul Hadi, keriuhan yang sekarang terjadi pada soal viralnya ceramah UAS ini mengingatkannya pada suasana yang terjadi di tahun 1960-an. Kala itu terjadi perang ideologi yang dahsyat.
Umat Islam kala itu terus berusaha dipancing dan disudutkan dengan berbagai isu. Kala itu hujatan-hujatan kepada agama Islam bermunculan. Ada ketoprak (teater rakyat), ludruk atau kesenian apa saja ydimunculkan dengan tujuan mengganggu keharmoninas hubungan antar umat beragama.
"Dahulu ungkapan Nietze tentang ‘Tuhan telah mati’ ramai ramai dimongkan. Ada ketoprak dan ludruk di sekitar Jawa Tengah dan Jawa timur dengan lakon ‘Patine Gusti Allah’, ‘Gusti Allah Mantu’, dan lainnya. Jadi sengaja ada yang buat panas.
Nah, karena saya mengalaminya maka harus bersikap sabar. Sekali lagi umat Islam sabar dan jangan terpancing," kata Abdul Hadi.
Lalu siapa pelaku yang ingin mengadu domba? Secara tak terduga Abdul Hadi mengatakan:"Saya lihat dilakukan oleh sekolompok mereka yang atheis dan terindikasi sebagai kaum liberal.
Mereka bicara HAM, kebebasan, dan demokrasi menurut ukurannya sendiri yang kebolak-balik. Dan saya merasa kepentingan modal di belakang keriuhan ini semua. Saya merasa itu," tegasnya.
Prof Abdul Hadi mengaku bersyukur UAS tetap tenang dengan pelaporan dirinya ke polisi. "Saya bersyukur Ustaz Abdul Somad tenang. Dia menanggapi soal viral cemarah videonya dengan sikap biasa saja," kata Prof Abdul Hadi.
Budayawan yang sangat intes sekali mengamati dunia tarekat sufi ini berulangkali mengucapkan syukurnya. “Terus terang, kalau saya malah omongkan lagi saja ceramah itu sebab ini adalah jalan pikiran atau pendapatnya ketika ditanya seorang jamaah. Diucapkannya pun di tempat tertutup. Dia punya hak seperti ucapan pengkhutbah agama lain yang juga kini viral. di media sosial. Maka umat Islam santai saja. Ini bagian dari perang proxy saja," kata Abdul Hadi
GMKI secara resmi melaporkan UAS ke Bareskrim |
Abdul Hadi menegaskan, khusus kepada umat Islam memang harus menahan diri. Kepada umat agama lainnya juga harus bersikap sama. Ingat sebab soal-soal yang kini ramai diviralkan itu soal biasa. Sudah menjadi pengetahuan umum.
“Kalau mau menengok secara jernih misalnya kasus novel Ayat-Ayat Setan-nya Salman Rushdi yang jelas jelas menghina Islam dan Nabi Muhammad di tahun 1980-an dahulu. Dia ternyata tak diapa-apakan, bahkan dilindungi oleh Inggris dan dunia internasional atas nama HAM dan kebebasan berbicara.
Kalau soal Ahok itu berbeda konteks karena dia adalah pejabat publik dan diomongkan di ruang publik terbuka. Dia bukan ustaz atau pendeta. Dia gubernur," ujarnya. (rol)
#UstadzSomad