Memiliki Kandungan Minyak Menggiurkan, Blok Rokan, Diatawarkan ke Asing
Memiliki Kandungan Minyak Menggiurkan, Blok Rokan, Diatawarkan ke Asing

Memiliki Kandungan Minyak Menggiurkan, Blok Rokan, Diatawarkan ke Asing

Langkah pelepasan saham dipertimbangkan Pertamina untuk meningkatkan produksi di blok-blok tersebut, sekaligus mengukur kemampuan perusahaan dalam hal pendanaan




2. Kronologi ditemukannya dan pengambilan Blok Rokan oleh Indonesia

Chevron sudah berada di Indonesia sejak 1924, dengan nama Caltex. Mereka melakukan produksi pertama pada 1952. Saat itu, tingkat produksi di lapangan Minas masih berada di level 15.000 barel per hari (bph) dan terus meningkat lebih dari 100.000 bph.

Mereka mendapatkan kontrak pengelolaan Blok Rokan dari pemerintah untuk pertama kalinya pada 8 Agustus 1971. Kontrak tersebut berjangka waktu 30 tahun. Setelah berakhir, kontrak tersebut diperpanjang lagi sampai dengan 8 Agustus 2021.

Selama dipegang PT Chevron Pacific Indonesia, Sumur Duri pernah menghasilkan produksi sampai dengan 300 ribu bph pada 1993 lalu. Total produksi minyak yang sudah disumbangkan ke Indonesia dari sumur tersebut mencapai 2,6 miliar barel.

Dalam perjalanan yang panjang tersebut, pada 2017 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan sempat mempersilakan Chevron memperpanjang kontraknya. Sebab di tahun 2021 kontrak pengelolaan tersebut akan habis.

Chevron juga sebenarnya belum rela untuk melepas Blok Rokan ke Indonesia. Terbukti, menjelang berakhirnya kontrak mereka masih mengajukan proposal agar operasi mereka di Blok Rokan bisa diperpanjang lagi sampai dengan 2041. Mereka tidak ingin kehilangan tambak minyak yang menggiurkan itu.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan, beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa dalam proposal tersebut Chveron menawarkan investasi US$88 miiar atau sekitar Rp1.200 triliun kepada pemerintah Indonesia agar bisa mengelola blok itu lagi.

Chevron berupaya dengan melakukan penawaran, salah satunya penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) secara full scale. Dengan EOR tersebut produksi Blok Rokan diperkirakan bisa mencapai 500.000 barel per hari.

Namun, Pertamina mengajukan proposal untuk mengelola Blok Rokan pada 2021. Hal ini dilakukan untuk menyejajarkan diri dengan perusahaan minyak papan atas dunia.

Akhirnya pada 31 Juli 2018 pengambilalihan tersebut diselesaikan. Kementerian ESDM memutuskan pengelolaan Blok Rokan pada 2021 jatuh kepada Pertamina. Chevron akhirnya harus mengalah dari perusahaan pelat merah itu setelah menguasai blok migas raksasa di Rokan, Riau 94 tahun lamanya.

“Keputusan ini murni diambil atas dasar pertimbangan bisnis dan ekonomi setelah mengevaluasi pengajuan proposal Pertamina yang dinilai lebih baik dalam mengelola blok tersebut,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, melalui rilis yang diterima Selasa (31/7).

Pemerintah menunjuk PT Pertamina menjadi kontraktor baru di Wilayah Kerja (WK) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Rokan mulai 8 Agustus 2021 mendatang.
  40
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.