Cerita Misteri Di Desa Gondo Mayit
Cerita Misteri Di Desa Gondo Mayit

Cerita Misteri Di Desa Gondo Mayit

Siapa yang sudah masuk ke desa ini, tidak akan bisa keluar nurut saja sama ucapan mbah.




"jare mbahku, Dam, nek gak onok suoro, biasane onok memedi" (kalau kata mbahku, kalau gak ada suara, biasanya ada hantu)

"Huss. di jogo lambene, gak apik ngomong ngunu" (huss, di jaga mulutnya, tidak baik ngomong begitu) kata Damar.

ada yang membuat Damar sedari tadi tidak tenang, berjalan di belakang Erik, seharusnya tidak ada lagi sesiapapun di belakangnya, namun, bulukuduknya berdiri sedari tdi bukan kali pertama Damar merasakan ini, selama dia mendaki gunung dan masuk ke hutan-hutan seperti ini, bulukuduk atau leher meremang sudah menjadi makanan sehari-hari, namun, perasaan ini berbeda, seolah-olah, yang ini jauh lebih mengintimidasi.

namun, Erik tak merasakan apapun melihat Erik membuka jalan dengan parang di tanganya setidaknya memberi ketenangan pada Damar, sampai, ia akhirnya mendengar suara lain.

Damar berhenti, di susul Erik.

"Rik, Rik" panggilnya. Erik mendekat, menatap Damar yang leluasa mencari-cari pandang.

"opo?" (apa)

"Pitik"
"Pitik" (ayam) kata Erik mengulangi.

"krungu ora, onok suoro pitik" (denger tidak ada suara ayam)

Erik diam, mencoba mencuri dengar apa yang Damar dengar. namun, Erik menegaskan bahwa tidak ada suara apapun kecuali angin yang berhembus di sela dedaunan.

"ora onok" (gak ada)
mereka berpandangan untuk sepersekian detik, kemudian, melangkah cepat-cepat.

ada hal-hal yang tidak sepatutnya di ucapkan atau di dengarkan, salah satunya adalah suara ayam.

mendengar suara ayam seperti pertanda sial bagi siapapun yang mendengarnya, terlebih di tempat ini.

Damar dan Erik memikirkan hal yang sama. "Kuntilanak" meski kalimat itu tidak di ucapkan, namun mereka sama-sama mengerti satu sama lain.

yang menjadi pertanyaanya adalah, suara ayam yang di dengar Damar dan tidak di dengar Erik, menegaskan sesuatu.

salah satu dari mereka,
sudah di sawang (incar) sedari tadi.

degup jantung dan suara nafas terengah-engah menegaskan bahwa mereka sudah berjalan lebih jauh, berfikir bahwa mereka sudah aman, Erik lah yang kemudian mengatakanya, "janc*k!! ambu sembujo" (sialan, bau bunga Sembujo)

mereka bertukar tatap tidak ada yang tidak mengerti Erik seperti Damar, umpatan atau kalimat tidak pantasnya biasanya menegaskan perasaan ketakutan, dan itu cara Erik untuk menekanya. namun, terkadang Damar merasa hal itu bisa mendatangkan hal sebaliknya. kadang, dunia mereka, menangkap pesan berbeda benar saja.

suara ayam, bebauan bunga, kemudian berujung pada sosok di balik semak belukar. Erik lah yang pertama tau, namun, keinginan untuk memanggil Damar yang ijin untuk membuang air kecil, mendatangkan rasa penasaran yang besar.

Erik mengintip sosok asing itu.
sosoknya tinggi, setinggi Erik. ia berdiri di bawah pohon rindang, berdiri begitu saja. mengenakan baju yang terlihat seperti kain. warnanya mencolok dengan kegelapan hutan. putih.

Erik terus melihat, tatapanya terkunci pada kepalanya, yang sedari tadi tergedek ke kiri dan kanan
setelah beberapa saat, barulah Erik mengerti, kepalanya tergedek bukan karena tanpa sebab, melainkan, tepat di lehernya, rupanya menahan berat kepalanya, apalagi bila lehernya patah

saat itu, Erik sadar, sedari tadi, ia melihat sosok kuntilanak yang sering ia dengar ada di hutan
umumnya, memang sering terdengar kabar, bahwa penghuni atau kasarnya, penunggu-penunggu di dalam hutan adalah korban-korban kecelakaan atau bencana-bencana yang tidak umum, kini setelah melihatnya dengan mata kepala sendiri, Erik akhirnya tau, bahwa mereka memang nyata
Damar sudah kembali, mereka pun melanjutkan perjalanan, rencananya sendiri, mereka harus sudah menempuh setengah dari jalur pendakian, yang menurut Damar bila di lihat dari lama jam mereka berjalan, tidak jauh lagi.

Erik lebih sering diam. hal ini membuat Damar penasaran.
asap rokok mencoba mencairkan suasana, namun Erik lebih memilih diam, sesekali dia mencuri pandang ke belakang yang jelas-jelas tidak ada siapapun kecuali Damar.

"onok opo Rik?" (ada apa Rik?)

"gak onok" (gak ada)

Damar tahu, Erik sedang berbohong.
barulah, ketika sampai di tanah lapang, yang artinya pos kedua atau tempat yang biasa di gunakan sebagai penakaran satwa sudah dekat, Erik baru membuka suara.

"onok Kuntilanak Dam"

kaget, namun Damar tidak mencoba menanggapi, ia hanya melihat Erik lebih pucat.
seteguk air dalam botol setidaknya mampu menenangkan Erik, setelah di rasa cukup dan Erik menjadi lebih tenang, seusai cerita bagaimana ia melihat makhluk itu

Damar yang sekarang memimpin, disinilah, keanehan itu terjadi. Pos yang seharusnya tidak jauh dari tanah lapang, tdk ada hampir 2 jam, Damar dan Erik hanya berada di area itu-dan itu terus, hal ini, membuat mereka akhirnya berpikir buat menginap disana, terlepas dari apa yang mereka alami malam ini, mereka memutuskan pasrah

sampai, terdengar suara langkah kaki menghentak, dan sontak mereka terjaga
di ikutilah suara ramai itu. disanalah, Erik dan Damar melihatnya.

orang-orang berjalan berjejeran, seolah ada sesuatu yang sedang mereka kerjakan, sampai mata Erik dan Damar tertuju pada barisan paling depan, disanalah mereka baru sadar, ada Perkuburan mayit.
untuk apa, orang-orang menguburkan jenazah pada malam buta seperti ini. setidaknya itu yang Damar dan Erik pertama pikirkan. sampai baru mereka sadar,

"bagaimana mungkin ada penguburan jenazah di tengah hutan?"
keganjilan itu sebenarnya sudah di rasakan sedari awal masuk ke dalam hutan, mas Damar dan Erik hanya diam sembari memandangi rombongan itu semakin jauh, hingga akhirnya, kehadiran mereka benar-benar lenyap di telan kegelapan hutan.

di tengah perasaan campur aduk itu, tiba-tiba mas Damar mengeluh kesakitan, sebenarnya sedari tadi mereka berjalan menempuh medan berat itu, di bagian selangkangan mas Damar terasa nyeri namun ia mencoba menahanya, puncaknya, ketika mas Erik mengajak untuk lanjut, tiba-tiba mas Damar mengeluh tidak bisa melanjutkanya, di ceritakanlah kondisinya, dan ketika di periksa apa yang terjadi, mas Damar gak tau lagi harus ngomong bagaimana kondisinya ke mas Erik.





  202
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.