Modus Operandi Rentenir Online Menjebak Mangsa
Modus Operandi Rentenir Online Menjebak Mangsa

Modus Operandi Rentenir Online Menjebak Mangsa

Ada Ribuan aduan nasabah pinjaman online yang mengeluh kena jeratan bunga yang tiba-tiba menggunung. Bahkan ada penagih yang bilang ke peminjam: sudah deh saya beli kamu saja, kamu tari telanjang nanti utangmu saya anggap lunas



Artikel ini cukup panjang, oleh karena itu kami bagi dalam beberapa bagian agar tak bosan dibaca dan tersampaikan maksud dari penulisan ceritanya..

Perusahaan pinjaman online terus tumbuh kendati pemerintah semakin banyak membekukan aplikasi ilegal. Intimidasi dan bunga pinjaman gila-gilaan.

Jika nasabah meminjam Rp 1.000.000, Vloan akan mengirim Rp 825.000, Rp 875.000 atau Rp 900.000. Jumlah yang berbeda-beda ini hanya diketahui alasannya oleh manajemen Vloan dengan alasan persetujuan kredit berdasarkan penilaian mereka.

Tahap-tahap ini seperti tak menyimpan masalah. Masalah muncul begitu uang sudah ditransfer ke rekening nasabah. Bunga 1,5 persen per hari tanpa jelas batas denda dari nominal maupun waktunya. Akibatnya, ketika nasabah telat membayar dari jangka waktu 7-14 hari, para penagih utang meneror mereka secara semena-mena.

Seperti dituturkan Indra Sucipto, penagih utang Vloan, intimidasi adalah salah satu cara para penagih utang perusahaan pinjaman online mendapatkan kembali uang mereka. Indra dan para penagih utang mendapat target pembayaran utang dua nasabah per orang per hari. “Faktanya kami hanya dapat lima tiap pekan,” kata Indra, 31 tahun, lulusan diploma perhotelan sebuah universitas di Jakarta.

Nasabah Vloan umumnya tak membayar tepat waktu. Mereka menunggak atau membayar lebih dari 14 hari kerja. Sementara para penagih seperti Indra harus memastikan mereka membayar sesuai perjanjian awal. Dikejar target yang tinggi, Indra dan teman-temannya melancarkan jurus intimidasi.

Bagi nasabah yang tak membayar dalam tenggang 15-30 hari, Indra akan menghubungi nomor teman-teman nasabah yang menunggak itu. Kepada para kolega nasabah itu ia menceritakan bahwa teman mereka punya utang yang belum dibayar dan pinjamannya sudah jatuh tempo. Bagi mereka yang belum membayar lebih dari 30 hari, Indra akan membuatkan grup WhatsApp dengan mengundang teman-teman si nasabah sebagai anggotanya, bahkan atasan mereka di kantor.

Ke grup percakapan itu, Indra mengirimkan foto-foto si nasabah. Jika ada foto-foto berbau pornografi, Indra juga mengirimkannya. Penagih utang lain akan mengompori dengan kalimat-kalimat pelecehan untuk membuat si nasabah semakin kalut. “Soalnya saya susah mendapat respons saat penagihan,” katanya.

Nomor telepon kerabat, teman, keluarga, hingga atasan nasabah tersebut diperoleh Indra dan para penagih utang dari aplikasi yang sudah menyedot semua isi telepon seluler nasabah saat mendaftar. “Sekarang saya menyesal,” kata Indra, di rumah penjara Salemba, Jakarta Pusat.

Indra dan tiga penagih utang Vloan ditangkap polisi beturut-turut pada akhir 2018 karena dilaporkan nasabah yang mendapat teror mereka. Indra ditangkap di Pejompongan, Jakarta Pusat, dan digelandang ke kantor polisi. Ia dan teman-temannya dijerat pelanggaran pasal pornografi dan pencemaran nama baik yang diatur Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, serta dan pelanggaran informasi dan transaksi elektronik dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Dua pekan setelah Indra dicokok, OJK mengumumkan bahwa PT Vcard Technology Indonesia dan aplikasi Vloan adalah produk teknologi keuangan digital ilegal karena tak punya izin.

 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.