Modus Operandi Rentenir Online Menjebak Mangsa
Modus Operandi Rentenir Online Menjebak Mangsa

Modus Operandi Rentenir Online Menjebak Mangsa

Ada Ribuan aduan nasabah pinjaman online yang mengeluh kena jeratan bunga yang tiba-tiba menggunung. Bahkan ada penagih yang bilang ke peminjam: sudah deh saya beli kamu saja, kamu tari telanjang nanti utangmu saya anggap lunas



Artikel ini cukup panjang, oleh karena itu kami bagi dalam beberapa bagian agar tak bosan dibaca dan tersampaikan maksud dari penulisan ceritanya..

Perusahaan pinjaman online terus tumbuh kendati pemerintah semakin banyak membekukan aplikasi ilegal. Intimidasi dan bunga pinjaman gila-gilaan.

Juru Bicara Google Indonesia Jason Tedjasukmana enggan mengomentari peluang penggunaan sistem deteksi untuk aplikasi teknologi keuangan digital baru yang masuk ekosistem Google. Jason menuturkan semua aplikasi yang melanggar kebijakan perusahaan dan peraturan pemerintah akan dihapus dari PlayStore. Tapi setelah diusulkan pemerintah. “Menjaga keamanan pengguna adalah prioritas utama kami,” kata dia.

Cara berpikir Jason dari Google ini membuat anggota Ombudsman Alamsyah Saragih mengernyitkan dahi. Menurut dia, seharusnya pemerintah bisa meminta Google menciptakan sistem deteksi dini terhadap perusahaan yang tak bisa menyertakan bukti izin OJK dari Google sebelum masuk ke sistem mereka. “Konten porno dan terorisme bisa dideteksi, masak fintech tidak bisa?” katanya.

Menurut Alamsyah, perusahaan teknologi keuangan ilegal akan tumbuh selama pemerintah tidak memiliki kedaulatan digital. Dia ingin pemerintah membuat protokol yang jelas mengingat bisnis keuangan digital terus naik angkanya, dengan mengajak Google dan para pelaku digital bekerja sama membuat ekosistem keuangan digital yang sehat.

Dari 99 perusahaan yang berizin saja, kata Alamsyah, mereka telah menyalurkan kredit mikro Rp 25,9 triliun kepada 5,2 juta nasabah, hampir separuh penduduk Jakarta. “Kita tidak tahu berapa uang yang disalurkan perusahaan yang ilegal,” kata dia.

Terjebak Pinjaman Online

Para nasabah masuk jerat perusahaan pinjaman online karena mudah mendapat utang. Denda membuat utang membengkak sepuluh kali lipat.

Setelah suaminya menganggur pertengahan 2018, Susi Suharti harus putar otak lebih keras menutup beban keuangan rumah tangga. Penghasilan suaminya yang bekerja penuh waktu menjadi penarik ojek aplikasi tak lagi sama dibanding ketika ia masih bekerja dengan gaji tetap sebagai petugas kebersihan di sebuah kantor.

Sebulan-dua bulan, tabungannya masih cukup memenuhi kebutuhan makan mereka bertiga. Tapi di bulan ketiga, tagihan listrik, jajan dan ongkos anak semata wayang mereka yang duduk di bangku SMA, dan kebutuhan-kebutuhan lain yang tak terencanakan datang bertubi-tubi.

Susi pun mengeluhkan problem domestik itu ke beberapa teman di pekerjaannya. Seorang teman menyarankan ia mengajukan pinjaman ke perusahaan pinjaman online. Si teman menyarankan mengunduh aplikasi Dana Flash karena pencairan uangnya cepat.

  82
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.