Modus Operandi Rentenir Online Menjebak Mangsa
Modus Operandi Rentenir Online Menjebak Mangsa

Modus Operandi Rentenir Online Menjebak Mangsa

Ada Ribuan aduan nasabah pinjaman online yang mengeluh kena jeratan bunga yang tiba-tiba menggunung. Bahkan ada penagih yang bilang ke peminjam: sudah deh saya beli kamu saja, kamu tari telanjang nanti utangmu saya anggap lunas



Artikel ini cukup panjang, oleh karena itu kami bagi dalam beberapa bagian agar tak bosan dibaca dan tersampaikan maksud dari penulisan ceritanya..

Perusahaan pinjaman online terus tumbuh kendati pemerintah semakin banyak membekukan aplikasi ilegal. Intimidasi dan bunga pinjaman gila-gilaan.

OJK telah mengatur bunga pinjaman online maksimal 0,8 persen per hari dan akumulasi denda maksimal 100 persen dari nilai pokok. Menurut Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah, perusahaan keuangan digital ilegal mematok bunga lebih dari 1,5 persen per hari dan tidak menerapkan batas pemberian denda. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebutnya “rentenir online

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta mendapat aduan lebih banyak lagi. Hingga awal tahun ini ada 2.900 aduan nasabah pinjaman online yang mengeluhkan cara-cara pengajuan dan jeratan bunga yang tiba-tiba menggunung. “Ada penagih yang bilang ke peminjam: sudah deh saya beli kamu saja, kamu tari telanjang nanti utangmu saya anggap lunas,” kata pengacara publik LBH Jakarta, Silvia Sari.

Masalahnya adalah OJK kesulitan mendeteksi aplikasi pinjaman online ilegal baru karena perkembangan teknologi yang masif dan tak terawasi mata pemerintah. Tawaran pinjaman online banyak ditemukan di web dan toko Android. “Sekarang mulai merambah ke Instagram karena pemakainya sedang tumbuh,” kata Tongam.

Setelah OJK menemukan situs keuangan digital ilegal pun mereka kesulitan membekukannya. Tak seperti pornografi yang bisa terdeteksi dengan cepat lewat kata kunci, produk pinjaman online tak tertangkap dengan mudah karena memakai kata kunci umum seperti pendidikan (education), penggalangan dana (charity), pelatihan (training).

Hal lain adalah perbedaan web dengan aplikasi. Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi Samuel Abrijani Pangerapan lebih mudah membekukan situs web daripada menutup aplikasi. "Menyetop aplikasi di PlayStore dan AppStore harus dengan laporan, belum bisa otomatis,” kata dia.

 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.